Walking with Karinyoo!
  • Home
  • Traveling
  • Diary
  • Features
    • coming soon
    • comng soon
      • under construction
      • under construction
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • The Author
From 18 to 21 April 2013, my company held an annual training in Sukabumi. After two-days full of trainings, on the third day we finally can relax! Yohoo


The management already setting up a withwater rafting at Citatih River, and the rafting provider is Riam Jeram. Basically, i don't really like mountains and rivers (because it's quite scary lol XD). From the resort where we stay, we have to drive about 40km to reach RiamJeram's meeting point. 


After team building and lunch, Riam Jeram provides local transportation (angkot) to the river (believe me, the way to reach the river is so offroad, but that is still better than my way to Cimaja and Teluk Kiluan). 


Usually in each raft consist of 4-6 people (excluding the guide). Before rafting, the guide must give a short brief about basic rafting and paddling the oar. My company took the 12km distance package; it is start from Bojongkerta and finished at Leuwilalay. On the 12km route, there are 20-21 cascades, and the names of the cascades are quite funny, such as Jeram Ngehe, Jeram Harga Diri, and Jeram Blender. :D


Don't worry about the documentation, because the provider always brings the DSLR Camera with their rescue team. (Not forget to tell how the rescue team is always directing the guides about the safe zone of the cascades -the rescue team always rafting ahead us :D).

From Ocep's Olympus Tough cam
On the 12Km route, there is a rest area and we've being served with coconut water (fresh from the fruit!) and bakwan (an Indonesian vegetable fritter). The finish line is Kampoeng Jeram in Leuwi lalay. Kampoeng Jeram is a resort with traditional atmosphere. I really want to spend some night at the resort, but unfortunately we have to go back to our resort in Sukabumi.
Riam Jeram's documentation. LOL look out my epic expression!
Overall, the whitewater rafting experience is quite amazing, and i want to try the 57km route (2 day 1 night), with the finish line is in the ocean (yea, you heard me, Ocean! Pelabuhan Ratu for exactly). Wooooo! The 57km route rate is about IDR 1.300.000++ per pax (with min. 20ppl)

 
Where to go for next time??

Cheers,







Scene: Gosong Island, Indramayu, 2012
I don't know what to say, but this is my 24th Birthday.
I guess, i just hope that everything will going well.

More travel,
More surprise!



Adios,





UK! hahaha people thought that i went to United Kingdom hahaa.. actually it is.. it was United (animal) Kingdom that i visited LOL. 

Okay, here are some photos that wasn't published on my Facebook ;), enjoy!

A view from below Tanjung Layar lighthouse~


The Savanna
Me at the top of Tanjung Layar Lighthouse!

Snorkeling in front of Umang Island :)

Cheers,





Language: Bahasa

Please deh Nyo, udah tiga bulan baru di posting! hahaha maafkeun saya yah, tapi keinginan saya untuk menyelesaikan cerita ini kuat kok, hanya waktunya yang tidak kuat. hahahah

Oke, sebelum kita mulai, ada baiknya saya memberi saran bijak (sok iyah bangetsss), yaitu: 
"cek tiket penerbangan anda sebelum pulang, dengan sangat detil".

Mari mulai!

9 Januari 2013

Setelah bersenang-senang dan berhujan-hujan kemarin, akhirnya saya akan pulang juga ke Jakarta. Sekitar jam 8, Ki Uban menjemput kami di hotel untuk mengantar saya dan Andre ke Bandara, mobil juga rencananya akan disewa setengah hari saja. Malam sebelumnya vita menanyakan jam keberangkatan pesawat saya. Saat lihat di print-out sih jam 3 sih~
 
Sehabis dijemput, kami langsung pergi ke Museum Tanjung Pandan, yaitu salah satu destinasi warga lokal saat liburan karena selain Museum, didalam bangunan ini juga terdapat taman bermain anak-anak dan juga kebun binatang mini. (sayangnya kebun binatang tersebut kurang terawat) :(
Me with Mighty Dragon! @ Tanjung Pandan Museum

Rumah adat Belitung adalah destinasi kami selanjutnya setelah Museum Tanjung Pandan. Rumah ini dijaga oleh pegawai pemda, seorang perempuan yang ramah, bahkan memperbolehkan kami untuk menggunakan barang-barang adat yang ada di rumah ini dan juga kita boleh loh memakai baju pengantin adat Belitung :) (si Vita tuh yang pakai) :D

Vita with Belitong traditional wedding dress~
Dari Rumah Adat, kita lanjut beli perkedel kepiting, termasuk makanan yang paling wooooow enaknya di Belitung ;) Ki Uban mengantar kami kepembuatnya langsung (karena ada yang didistribusikan melalui warung makan juga). Harga perkedel kepiting satuan adalah IDR 5.000 (yah, menurut saya antara mahal dan tidak sih, karena cukup kecil, tapi rasanya sangat mantap! jadi ya enggak begitu sayang juga mengeluarkan uang IDR 30.000 untuk beli setengah lusin perkedel kepiting!)

Setelah itu, saya (paksa) Ki Uban untuk mengantar kami ke Danai Kaolin, karena saat saya ada di pesawat, saya begitu terpana melihat beautiful disaster dengan warna yang cantik. Kenapa saya bilang disaster? karena, menurut mbah gugel dan juga Ki Uban, danau-danau tersebut adalah hasil nyata dari ekploitasi Kaolin (bahan tambang yang biasa digunakan untuk produk kosmetik) yang cukup "mengeruk" tanah Belitung. 
This is: The Beautiful Disaster
And the real disaster begin...

Dari danau Kaolin, kami berencana pergi ke ATM, karena Vita/Anggi ingin mengambil uang di BCA, saat setelah mengambil uang, Vita memberitahu saya bahwa dia melihat Jadwal penerbangan Batavia hanya ada 2 kali sehari dan itu bukan jam 3. Saya langsung PANIK! kami berinisiatif untuk langsung ke kantor perwakilan Batavia air, ternyata dekat dengan tempat kita membeli perkedel kepiting. 

Ternyata ada kesalah pahaman dan miskomunikasi antara saya dan pihak Batavia (pantesan bangkrut, manajemennya ga bagus banget!)

Kesalahan saya:
1. Saya membawa print out yang saya print bulan Oktober, (padahal saya ngeprint juga pas bulan Desember, namun ternyata tidak saya bawa dan ada di Kosan).
2. Saya lupa kalau ada perubahan jam terbang. (tapi ini juga kesalahan pihak Batavia, karena saya hanya diberitahu bahwa jam penerbangan diubah 1 kali, namun di system data pihak Batavia menyebutkan bahwa mereka sudah memberitahu saya 2 kali, LOH?!!!)

Kesalahan pihak Batavia:
1. Tidak menelepon saya, padahal saya sudah check-in via mobile Batavia (prosedur keberangkatan, salah satunya adalah menelepon/menghubungi penumpang yang tidak ada dikabin pesawat, padahal sudah check-in)
2. Saya tidak merasa di telepon batavia untuk perubahan jadwal sebanyak 2 kali, dan ternyata setelah diperiksa, yang menerima telepon untuk tiket atas nama saya dan Andre adalah Anggi. Yak. Anggi. WHY ANGGI? Anggi memang ikut dalam perjalanan ini, tapi sebelum ke Belitung, saya belum kenal dengan Anggi, bahkan pembelian tiket kami terpisah, saya dan Andre, Vita dan Anggi. Hal inilah yang membuat saya meminta tolong Vita (yang pakar nyolot :p) untuk berargumen dengan pihak Batavia. Mereka tidak mendengarkan, dan meminta kami pulang serta memberitahu keluhan kami jika sudah terselesaikan.

Sehabis itu, saya langsung lemas, karena saya "cukup" pelit dalam perjalanan ini hehehe, tidak ingin terlalu berhambur tadinya, eh ternyata saya harus beli tiket pesawat baru. Dan tekat saya amat bulat kalau saya harus naik Sriwijaya Air, dapet makan pula! hahaha.... Setelah membeli tiket Sriwijaya dengan harga IDR 350.000++, saya langsung meminta diantar pulang ke hotel (dan kami tidur dikamar Vita dan Anggi, karena saya sudah check out). Kami mengucapkan terima kasih kepada Ki Uban yang sudah memberikan bantuan dan pelayanan yang outstanding! Saat sampai di hotel, saya dan Andre sudah berada dalam keadaan bad mood dan memilih untuk duduk-duduk dipantai belakang hotel, sedangkan Vita dan Anggi menyewa motor matic karena mereka ingin berjalan-jalan dan berenang di pantai Tanjung Tinggi.    

Sampai sore, hujan masih cukup deras, saya dan Andre mengkhawatirkan Vita dan Anggi yang pergi ke pantai Tanjung Tinggi...namun tidak lama, akhirnya Vita dan Anggi pulang dengan agak basah-basahan dan mereka bercerita bahwa mereka "ketiup angin" hahahaha... Sehabis magrib, Vita dan Anggi mau keluar lagi naik motor untuk mencari makan malam, rencananya mereka akan membeli martabak dan pampi, saya juga nitip makanan kepada mereka karena mood masih berantakan. oh iya, saat magrib tiba, pihak Batavia Tanjung Pandan menelepon saya dan berkata bahwa mereka akan mereschedule jadwal terbang saya. Whaaaat?! haduh, karena sudah terlanjur beli Sriwijaya, saya bilang bahwa saya mau refund saja dan mereka menyetujuinya. Sebenarnya ini termasuk pelayanan problem-solving yang cukup cepat, saya cukup salut (tapi, ternyata ini ada andil dari pihak "rekanan" saya juga yang mem-push pihak 'sana' :p). 

Tanjung Pandan black out night

Saat Vita dan Anggi pergi membeli makanan, hujan turun deras sekali, angin juga bertiup kencang. Saya sebenarnya khawatir karena hotel kami kan dipinggir pantai T_T. Ketika ada satu petir yang cukup membuat saya kaget, seketika itu juga mati listrik! tidak ada genset di hotel kami. Ketika Anggi dan Vita kembali, mereka bercerita bahwa saat ada petir kencang, ada yang bersembunyi ke bawah meja abang-abang penjual pampi! ahahahahaha dan di kota pun mati listrik juga, jadi kami pasrah saja. Sampai kami terlelap, listrik masih belum juga menyala. Ya Nasib. hahaha 

10 Januari 2013

Going Home.

Pagi hari. ternyata yang menjemput kami adalah bossnya Ki Uban, kami kira Ki Uban yang menjemput kami hehehe. Pak B mengajak kami sarapan mie Atep dan berbincang mengenai permasalahan tiket kami kemarin. Pak B ternyata menelepon pihak Batavia yang memang mereka sudah kenal untuk menyelesaikan masalah tiket, saya senang sekali karena Pak B sangat perhatian dengan kami. 

FYI: expense kami disana tidak pernah ditagih loh oleh pak B, jadi kami juga inisiatif untuk menambah tips dan lain-lain saat kami membayar semua expense kami saat tiba di Bandara. Thank You pak B, saya pasti kembali menjelajah Belitung lebih dalam!

Saya dan Andre, serta Vita dan Anggie ternyata jam keberangkatannya tidak beda jauh, tapi ya tentunya beda pesawat dong. Saat masuk boarding room, saya melihat mas-mas dan mbak-mbak yang bersiteru dengan kami kemarin memperhatikan kami saat jalan dong. :)

the rebound love, Sriwijaya Air <3

Pulang, senang! (besoknya langsung kerja T_T)

Cheers,
Hello little creature!
Hello! My Belitong posts is not finished yet, but i have to write another trip story to chase my short-term-memory syndrome.

On February, i was really busy due to many working task. My manager is leaving for maternity, so i have to do majority of her work. So in February i could not have a trip or just relaxing at home (or finishing my Belitong trip story)... February was the most stressful month i had so far in 2013.


In the end of February, Trip2U is arranging a trip to Bira Island, a former Golf Resort in Kepulauan Seribu. The participant is only 8 people, so i think this trip will be my way to relaxing my mind and body. I told Satu, our trip manager, that i don't want to guiding the guests since Vita already taking care of them, i want to pay the trip and enjoy myself. But the final deal is i have to taking care of documentations and i don't have to pay the trip. So the deal was set off!

Vita told me before that Dita (my Biawak Island trip's friend) will bring their friends (and three of them is Germans). Vita will bring two of her school mate friends and i will bring my best buddy, Nichan. :)

On this trip, i don't prepare much because i'm too lazy to packing up. But i prepared my new Samsung ST200F camera! haha since i bought it in last January, i didn't have a chance to use it because my mom took it for her Umrah journey. 

One of the abandoned cottage
Bira Besar Island, the island was formerly the luxury golf resort but it went bankrupt when the economic crisis in 1998 engulfed. The sign board written that the island is now owned by PT Patra Jasa since 2008. I already came to the Island, but just to hopping and never stay or overnight. The Island have many cottages (i think about twenty to thirty cottages), but now only five cottages are available but all of it in bad conditions.

The wave that day was horrible! we could not swim and snorkeling too long because of it. We hopped to two islands and ending up watch sunset in Gusung Sepa. 

Sunset at Gusung, photo taken by @nisanichan
The story of us
 
minus me and vita!

At first, i'm positioned myself as a guide, but in the end we really felt like a long lost family HAHAHAHA... because of the private trip and of course, the superb people! On that big island, only us that staying overnight (but in the next morning we are now that some people are camping on the back of the Island). We have a fun trip and games, sharing our story and more and all we have is fun fun and fun! hahaha 

i really thanked to Nichan, Agnes, Nona, Michael, Manu, Marcus, Ardita and Monica for joined the trip and brought so much laughter that all of us will remember. :)

superb shoot! *wink wink*

Cheers,




 
Language: Bahasa

Sebelum mulai, saya mau bilang bahwa "it's really took ages for writing this part". Yeah, bukannya mau sok sibuk, namun akhir-akhir ini pekerjaan saya benar-benar hampir membunuh (yah, membunuh keinginan saya untuk bersantai dan menulis). 

Mungkin tidak penting untuk mengetahui pekerjaan saya apa, karena memang tidak ada hubungannya dengan tujuan blog ini dibuat. hehehe. Oke, mari kita lanjut cerita hari kedua di Belitong. 

Hari kedua sebenarnya dipenuhi cobaan yang amat dahsyat, Belitong dilanda hujan deras (bahkan sampai angin badai). 

Let's start. 

8 Januari 2013

Pagi hari, sudah direncanakan dari malam sebelumnya bahwa kita akan makan Mie Atep, the signature dish of Belitong. Memasuki mie atep, kita langsung disuguhi berbagai foto artis, liat-liat kok ga ada foto saya (hahaha menurut ngana?). Mie atep itu rasanya aneh, menurut saya, hahaha, tapi kalau menurut Andre, Vita dan Anggie enak (liat aja badan mereka, XD), Jadi mie atep itu ya seperti mie bangka pada umumnya, namun katanya mereka punya satu bumbu yang khusus, yang tidak ada yang tahu. :) that's make Mie Atep so famous. Mie Atep itu kuahnya asam manis, ada udang, tahu, kentang dan emping sebagai pelengkapnya.  

Mie Atep :D
Setelah makan mie Atep, ki Uban mengajak kita untuk berkendara jauh ke Belitong Timur, ki Uban akan mengantar kami ke Manggar, ke tempat SD Laskar Pelangi berada. Selama diperjalanan, Ki Uban dengan semangatnya bercerita mengenai ramainya Belitong setelah film Laskar Pelangi, betapa masyarakat Belitong begitu bangga dengan Andrea Hirata. Walaupun belum pernah menonton film Laskar Pelangi, ki Uban mengenal betul tempat-tempat yang digunakan untuk syuting dan juga maknanya bagi masyarakat. 



Manggar berada (sangat) cukup jauh dari Tanjung Pandan, sepanjang jalan kita disuguhi dengan pemandangan teduh, pohon karet, sawit, sampai rambutan, banyak sekali terlihat sepanjang jalan. Pedagang Durian dan Rambutan juga banyak sekali. Belitong memang kaya sekali akan sumber daya alamnya, kagum!. 

Di jalan, kita sudah mulai dihadang hujan, DUH! ya, jalan aspal yang masih baru ini terlihat sangat licin dimata saya, karena hujan deras sekali. Perhentian pertama kita adalah langsung SD Muhammadiyah Gantong yang sudah direlokasi dan di re-make kembali sesuai dengan kondisi lamanya saat itu. yang membuat saya sedih adalah banyak sekali sampah yang berserakan di situs tersebut, saya harus meminggirkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu baru bisa berfoto. Menurut ki Uban, tidak ada pihak yang secara resmi mengurus situs ini, jadi tidak ada maintenance yang dilakukan di situs ini. Namun yang saya suka dari tempat ini adalah banyak Capung! ya capung yang saya sering lihat di kota (yang warna hijau) dan capung aneh berwarna kuning yang mirip dengan tawon, sayangnya saya susah mendapat foto mereka. :(

Setelah dari SD Laskar Pelangi tersebut, kita diajak oleh ki Uban untuk menikmati sebuah bendungan yang kata ki Uban kalau malam minggu ramai dengan orang pacaran (yah, engga dimane-mane yeh, yang ada jembatannya atau pinggir aer pasti ada yang buka lapak, hahahaha). Saya menemui lagi capung aneh itu disini hehe dan bodohnya saya langsung membayangkan main MyDragonfly secara nyata *lol*. 

Sehabis dari bendungan tersebut, kita langsung menuju museum kata Andrea Hirata. Di dalam museum tersebut berisi memoar trilogi laskar pelangi. Setiap ruangan mewakili setiap karakter yang ada dalam novel tersebut. Saya pribadi tidak terlalu suka dengan novel/film Laskar Pelangi, namun saya tetap bangga bahwa ada satu pribadi yang dapat membuat tanah kelahirannya begitu terkenal hingga ke mancanegara. Disini, lagi-lagi kami terjebak hujan deras dan harus menunggu sekitar setengah jam untuk dapat lari ke mobil, karena kita parkir agak jauh dari museum. 
Museum Kata Andrea Hirata

Setelah dari museum, saya berbincang dengan ki Uban, beliau mengatakan bahwa dekat museum kata ada rumah pak Ahok. dan saya langsung histeris ahhahahaaha (saya termasuk penggemar berat Ahok) begitu lihat rumah pak Ahok, saya langsung foto-foto (walaupun tidak bisa turun, karena tengsin hahaha), tidak jauh dari rumah pak Ahok, kita juga lewat rumah pak Yusril Ihza Mahendra. Saya sempat kaget karena saya kira pak Yusril orang minang hehehe. Rumah pak Yusril dan pak Ahok sangat berbeda, tapi dua-duanya sama besarnya. Tidak jauh dari rumah pak Yusril dan pak Ahok, kita diajak ke rumah dinas adik dari pak Ahok, yaitu pak Basuri yang menjadi bupati Beltim sekarang. 

Setelah puas jalan-jalan setengah hari, kita merasa lapar dan meminta ki Uban mencarikan restauran yang enak dan unik. Ki Uban mengajak kita ke sebuah restaurant yang mengapung, disebelah restaurant ini juga sama jenisnya dan pernah digunakan sebagai tempat Tour de Belitung 2012 kemarin. Suasana yang khas dan unik inilah yang membuat kami benar-benar salut dengan ki Uban, beliau sangat perhatian dengan kami, ibarat bapak lah hehehe.. 

Sehabis makan kita jalan-jalan lagi ke pantai Serdang, dan lagi-lagi juga hujan menghampiri kami. Setelah agak reda, kita berjalan-jalan di pantai serdang. Di pantai ini, kebanyakan adalah tempat sandar kapal nelayan. Pantai ini juga termasuk salah satu bagian dari acara Sail to Morotai 2012 kemarin. Garis pantainya luas sekali, seperti pantai Kuta di Bali. karena cuaca buruk, jadi kita langsung kembali lagi ke mobil. 

Karena cuaca yang sangat dingin tersebut kita juga jadi ingin yang hangat-hangat (eaaaaaa), jadi tujuan kita selanjutnya adalah warung kopi Atet, warung kopi yang mendapat juara 1 kontes warung kopi teramai di Manggar. 

Oh iya, untuk yang belum tahu, Manggar juga disebut sebagai kota 1000 warung kopi. Kenapa bisa begitu? menurut ki Uban, para lelaki disini punya kebiasaan untuk "nongkrong" di warung kopi. Manggar pun bukan kota penghasil kopi loh, jadi jangan heran kalau tidak bisa menemukan kopi khas disini, namun yang kita bisa nikmati adalah suasana warung-warung kopi tersebut. :)

Setelah minum kopi (kalau saya minum susu, karena tidak suka minum kopi), kita melakukan perjalanan ke Bukit Berahu dan Tanjung Tinggi. Tanjung Tinggi adalah pantai yang cukup terkenal karena bebatuan indahnya. Dalam perjalanan, kita dilanda hujan yang amat sangat menakutkan, sepanjang jalan kita berkali-kali dikagetkan dengan petir yang menggelegar dan ki Uban pun harus mengemudi pelan sekali karena jarak pandang kita terbatas. 

Setelah dekat dengan pantai Tanjung Tinggi, tepatnya didepan Lor In resort and hotel, kita kaget melihat ombak yang begitu tinggi dan hujan angin yang menakutkan. Kita semua meminta ki Uban untuk pulang saja ke hotel, namun ki Uban menyarankan kita berteduh di pondok-pondok di pantai Tanjung Tinggi. akhirnya kita menuruti ki Uban, dan benar saja, setelah hujan reda, keadaan pantai indah sekali! walaupun airnya keruh akibat gulungan ombak yang begitu besar, namun keindahan batu-batu tersebut membuat kita terpana. Tanjung Tinggi juga tempat syuting film Laskar Pelangi, jadi walaupun hujan-hujan tetap banyak yang mengunjungi pantai ini. 

Setelah puas dan capek seharian, kami putuskan untuk beristirahat, karena saya (seharusnya) pulang keesokan harinya. 

 
Saya ingin upload foto-foto di bukit berahu dan tanjung tinggi, namun file asli masih ada di Andre, jadi saya urung menampilkan dan hanya yang ada saja, sorry!

cheers,
  


Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

About Me

My Photo
Karinyoo
♡ petite fille ♡ traveling noob ♡ love cheap things ♡ for inquiries and (or) exchange link, email me at: karin.karinyoo[at]gmail.com
View my complete profile

POPULAR POSTS

Blog Archive

  • ▼  2019 (2)
    • ▼  December (1)
      • Karinyoo is back!
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  October (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2015 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2013 (15)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (10)
    • ►  December (3)
    • ►  November (7)
@karinyoo 2012-2015. Powered by Blogger.

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates