Walking with Karinyoo!
  • Home
  • Traveling
  • Diary
  • Features
    • coming soon
    • comng soon
      • under construction
      • under construction
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • The Author
Hola! akhirnya bisa ada waktu ngepost juga karena lagi tidak begitu sibuk di minggu ini.

Beberapa waktu yang lalu (dua bulan yang lalu deng -_-), saya berkesempatan untuk pergi ke Toba Samosir karena mendapatkan tiket super murah dari Tiger, berdua hanya 700ribu pulang-pergi. 

Inginnya sih cerita dari Jakarta ke Medan, tapi saya udah kepengen banget ngepost pengalaman saya berkunjung ke Air Soda Parbubu, yang berada di Tarutung, Tapanuli Utara. Pemandian Air Soda ini berjarak sekitar 1 jam dari Balige (kebetulan saya menginap di rumah opung travelmate saya di Balige).
 
Welcome!
Kolam Air Soda? apa bedanya dengan T*bs (tea with shocking soda)? hahahahaha... beda banget dong. 

Pemandian Air Soda ini adalah salah satu keajaiban yang konon katanya cuma ada dua di dunia, yaitu di Tapanuli Utara ini dan satu lagi di Venezuella (woooow)!. Air Soda sudah dikelola sejak tahun 1976, tapi masih perseorangan, bukan pemerintah (katanya sih, pemerintah Taput dinilai belum bisa memfasilitasi potensi pariwisata ini)

Air Soda berada di Desa Parbubu, dan bukan merupakan pemandian mewah, hanya sebatas kolam pemandian umum biasa dan tidak memiliki pagar pembatas, bahkan tidak ada tarif masuknya loh. Kita hanya diwajibkan membeli makanan yang disediakan (very nice isn't it?). Hal yang membuat Pemandian Air Soda Parbubu spesial adalah berikut ini (dikutip dari Wikipedia):
  • Warna airnya nyaris berwarna merah sehingga nama Pemandian Air Soda Tarutung dalam bahasa batak toba disebut Aek Rara Tarutung, aek adalah air dan rara adalah merah.
  • Bila kita mandi di air soda maka tubuh kita akan berbusa dan mata akan perih jika terkena percikan airnya.
  • Airnya tidak lengket dibadan seperti minuman bersoda
  • Air soda ini seperti membuat badan kita halus dan terasa ringan.
  • Bila diecap airnya terasa ada asinnya.
Waktu itu saya kebetulan tidak ikut mandi, hanya mencelupkan kaki saja karena rencana saya adalah akan mandi air belerang di sekitar Sipoholon. Namun walau hanya dengan celupan kaki, saya sangat amazed dengan soda-soda kecil yang menempel di kaki saya :D dan juga sambil bersantai, kita ditemani dengan pemandangan yang sangat bagus. (ssssttt.... kita juga bisa melihat Bukit Salib Kasih dari Air Soda lho).
 
Di pojok kiri adalah Bukit Salib Kasih. hayo, lihat ga? :)
Jujur, saya masih belum mengerti dengan fenomena Air Soda ini, saat saya melihat airnya berbuih seperti soda, saya mengira akan hangat dan berbau sulfur seperti air belerang, namun ternyata tidak berbau dan tidak panas/hangat. Jika bagian tubuh kita dicelupkan ke dalam kolam, maka buih-buih soda akan memenuhi seluruh bagian kulit. 
Look at my foot!

Widdy and Me

Rasa-rasa infinite pool gitu deh! :))
Daerah Taput merupakan daerah dengan banyak objek wisata pemandian. Katanya sih daerah ini masih termasuk daerah lingkaran cincin api. Pada post yang berikutnya (entah sempatnya kapan hehehe) saya akan cerita mengenai pemandian air panas di sekitar Sipoholon, Toba Lake experience dan lainnyaaaaa! ditunggu yaaaa :)


NB: kalau ada yang mau tanya-tanya how to get here, jangan sungkan-sungkan untuk e-mail saya! ^_^

Cheers,
 

 


 
Due to my working load at the office, it will be quite late to post on the blog :(

my debt are to post these theme:

- Sleeping coach train experience in Malaysia
- Holiday report from North Tapanuli, Toba and Medan
- Next travel planning
- Some of local food experiences
- My recent hobbies and activities



XOXO,

Saya ingin sekali pergi ke Korea, tapi sayang belum juga kesampaian. 
Inginnya sih sekalian belajar sesuatu atau sambil bekerja (kalau bisa) hehehehehe....

Dengan mimpi itu, saya mulai belajar bahasa Korea di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). KCC itu adalah lembaga resmi dari Kedutaan, jadi sama seperti CCF-nya Perancis, Japan Foundation-nya Jepang, Goethe-nya Jerman, dll :D

Saya ingat pertama kali saya masuk kelas, saya pendiam sekali, tidak punya teman dan malu untuk mengajak bicara teman di sekeliling saya (>_<) maluuuuuu... tapi lama-kelamaan, kita akrab sekali :D

Duh jadi kemana-mana hehehe, coba sekarang saya jelaskan mengenai Kelas bahasa di KCC.

Kelas bahasa Korea di KCC ada banyak sekali tingkatan, seperti:
  • Dasar 1-4
  • Menengah 1-3
  • Lanjutan 1-2
  • Conversation
  • Kelas Film dan Musik
Biaya untuk mengikuti kelas bahasa juga tidak begitu mahal (IDR 720.000/level) jika saya bandingkan dengan lembaga bahasa di kampus saya, LBI UI, apalagi di KCC gurunya adalah native, jadi kita lebih mudah untuk berbicara dengan baik dan benar. :) 

Pada tiap akhir term akan diadakan tes dan akan mendapatkan sertifikat dari King Sejong Institute, yaitu penyelenggara kelas bahasa Korea di KCC. Selain dari tes, penilaian juga dari absensi yang tidak boleh kurang dari 75%.

My class experience

Bahasa Korea adalah satu-satunya bahasa yang "dibuat" dan diketahui sejarah pembuatannya. Pencipta Hangeul adalah Raja Sejong (coba nonton Deep Rooted Tree, Song Jong Ki berperan sebagai Sejong muda <3).

Saya senang sekali belajar di kelas Rabu-Jum'at pukul 18.30-21.00 dengan Guru Kim. Kim sem (singkatan dari Seon Saeng Nim, yang artinya Guru), sangat humoris dan cukup fasih berbahasa Indonesia dibandingkan dengan guru-guru yang lain karena beliau pernah lama di Jogja untuk mengajar sebelum akhirnya bekerja di salah satu perusahaan Trading di Jakarta. Sebenarnya, pelajaran bahasa Korea tidak begitu sulit, namun diperlukan perbendaharaan kata yang banyak agar lebih memudahkan kita untuk mengerti.

Teman-teman di kelas saya pun bervariasi, dari mulai pasangan suami-istri, anak SMA (Asya maknae!) sampai manusia seperti saya ini ^_^ bisa cek Blognya Nadya Eonnie~ yang ngebahas tentang kelas bahasa Korea :)

내 친구 dan 우리 선생님!
Saat ini saya akan melanjutkan ke kelas Dasar 2, doakan ya! :D

UPDATE: Saya sudah sampai di Level 4 (susunan sudah berganti seiring dengan waktu :D)

안녕하세요!
Traveling while working?
Working while traveling?
Know the difference.

Tulisan ini adalah hasil curahan hati tukang jalan seperti saya menghadapi tugas keluar kota/negeri. 

Pada dasarnya, saya bisa mengatakan bahwa saya pernah menjalani keduanya dan itu dapat berjalan berdampingan kok, asal tahu saja bagaimana tips dan triknya. 

Working while traveling

kaya gini asik kan? :p images from: http://www.smallbiztechnology.com
Bekerja selama traveling itu memang sedikit mengganggu, tapi jika bisa menyiasati waktu untuk menikmati liburan dengan waktu untuk korespondensi dengan pekerjaan kantor, maka niscaya akan menjadi mudah, apalagi jika kita mengambil cuti di hari kerja.

Tipsnya adalah sebagai berikut (tips ini diutamakan jika kamu traveling ke daerah yang dapat akses internet dan telepon) :
1. Jika pekerjaan kamu membutuhkan ketik-mengetik atau sarana komputer, bawalah bahan-bahan yang diperlukan di netbook, flash disk atau smartphone kamu, supaya data yang dibutuhkan untuk pekerjaan dapat diakses dengan mudah,
2. Pastikan telepon genggam kamu selalu aktif supaya hubungan dengan pihak kantor lebih mudah, dan
3. Beritahu rekan kerja kamu jika kamu sedang mengerjakan suatu project tertentu, jadi jika kamu tidak bisa dihubungi, ada orang lain yang mengetahui progress pekerjaan kamu dan tahu letak dokumen yang dibutuhkan.

Traveling while working

Traveling selama bekerja itu adalah anugerah. :p Tapi pastikan semua pekerjaan kamu beres sebelum menikmati daerah yang sedang kamu kunjungi itu.

Sekedar curahan, saya adalah orang yang suka bercanda. Karena candaan saya, ada rekan kantor yang menjadi tidak suka dengan kepergian saya keluar kota untuk bekerja. Ya, ketika mendapat tugas keluar kota, saya sering bilang "jalan-jalan!", padahal saya tidak bermaksud untuk membuat seorang rekan kantor yang jarang keluar kota itu menjadi sebal dengan saya :p (padahal setelah itu saya berpikir serius mengenai pekerjaannya).  Walaupun sesusah apapun pekerjaannya, saya senang jika disuruh keluar kota. Untuk masalah dengan rekan tersebut,bos saya pernah dengan bijak berkata kepada saya: "Di setiap kantor pasti ada orang yang tidak cocok, jadi coba lah untuk bersabar dan tetap profesional menjalai pekerjaan" *yiha, bos saya mendukung*

Bekerja di daerah luar kota itu saja sudah termasuk traveling, tinggal bagaimana kamu menikmati pekerjaanmu saja. hehehehe Sejauh ini sih saya bisa mensiasati porsi pekerjaan dengan porsi menikmati potensi wisata daerah yang saya kunjungi tersebut. 


Jalan-jalan ke Batu setelah training di salah satu pabrik rokok di Malang. Saya hanya punya waktu 24 Jam di sini, kenapa tidak dimanfaatkan? Iya nggak? :D
 
Spesial pake telor untuk rekan kerja saya tercinta, saya sisihkan paragraf terakhir untuk situ:

1. Saya kroscek semua perkataan anda mengenai saya ke orang-orang terkait, yang menurut anda "tidak suka" "diintimidasi" "direweli" oleh saya, orang tersebut bahkan tidak merasa demikian, jadi saya menggangap bahwa ini termasuk tuduhan serius dan memberatkan saya, tapi saya ikhlas lahir-batin kok.
2. Candaan saya untuk menggunakan AirAsia daripada LionAir itu jangan ditanggapi serius, kalau saya minta terbang dengan Garuda Indonesia, barulah anda bisa sinis, wong AA dan LA sama-sama low cost carrier kok, apa yang mau dibandingin? :D
3. Lain kali, langsung saya bilang ke saya kalau ada apa-apa, jangan lewat jalur belakang, kaya calo tiket aja ;)
4. Maaf kalau anda merasa "gengges" dengan saya (tapi saya gatau arti gengges sih), tapi bukan saya yang meminta pekerjaan ini. Saya hanya bercanda hampir 2minggu sebelum ada keputusan berangkat/siapa yang mengerjakan pekerjaan ini. Pada hari H-4 deadline baru saya tiba-tiba diminta pergi. Saya saja lupa kalau saya pernah bercanda untuk minta diberangkatkan.
5. Saya tidak pernah mengurusi pekerjaan anda, jadi anda bisa untuk tidak mengurusi pekerjaan saya kan? kalau terus ngurusi kerjaan orang, nanti makin lama lho dapet jodohnya :-*

Cheers,
Sebelum lebaran kemarin, tante tiri saya dan anak-anaknya dari Palembang singgah ke Jakarta dengan tujuan akan berlebaran di Bandung. Nahasnya, mobil tante saya yang dipakai dari Palembang rusak saat memasuki Bakauheni. Koplingnya rusak, tapi ajaib sekali masih bisa selamat dan jalan sampai rumah saya (Bekasi City nan Tegar Beriman) :p

Selagi mobil masuk bengkel, tante saya inisiatif mengajak ke Dufan dan meminta saya mengantarnya, karena anak-anaknya belum pernah ada yang ke Dufan, saya setuju saja, toh saya sudah lama sekali tidak ke Dufan. Terakhir kesana bersama mantan pacar saya sekitar 6 tahun lalu, dapat tiket gratisan pula :p (sungguh kenangan) >_<

Malam sebelum hari H, saya menelepon Dufan jam 11 malam (saya cukup kaget karena hotline mereka buka 24 jam!!!). Menurut customer service yang mengangkat saat itu, Dufan sedang tidak ada promosi apapun, jadi harga normal yang ditarifkan, yaitu IDR 250.000 per orang. Karena saya masih kurang rela dengan harga tiketnya, saya coba mengusulkan untuk ke JungleLand, kebetulan sepupu saya pada hari sebelumnya juga menyarankan ke JungleLand dan adiknya ingin sekali mencoba KRL, so jadilah tujuan kita berubah. 

Setelah browsing-browsing mengenai cara menuju kesana dengan menaiki KRL, ternyata tidak sesuai dengan apa yang saya baca, seperti:
1. Naik TransPakuan menuju Bellanova Sentul (saya tidak bilang ini salah, tapi..... nanti saya ceritakan)
2. Naik bus langsung ke Nirwana Sentul dari Botani, lalu naik shuttle bus (yang ini benar-benar salah)
3. Pulangnya mudah karena banyak Ojek dari JungleLand menuju Bellanova untuk naik TransPakuan

Kenyataan yang saya alami:
1. Angkutan menuju Botani Square, yaitu angkot 03 cukup sulit, karena selalu penuh dan jalannya cukup berputar-putar (lelah di jalan)
2. Halte TransPakuan cukup jauh dari Botani (tidak terlihat dari Botani :( )
3. Tidak ada bus dari Botani
4. Tidak ada shuttle bus ke JungleLand DARIMANAPUN

Penjelasan lebih lanjut:
Akhirnya karena kelelahan, kami langsung saja naik TaksiBiru dari Botani ke JungleLand (IDR 60.000, Tol IDR 1.500), yang menurut kami lebih tidak menghabiskan waktu, daripada saya harus berlama-lama di TransPakuan yang hanya sampai Bellanova. Dan ternyata memang dugaan saya cukup akurat, dari Bellanova sulit sekali mencari angkutan publik ke JungleLand yang ternyata terletak di ujung sentul (masih belasan kilometer hingga sampai ke JungleLand, argo dari IDR 20 ribuan saat masuk sentul, menjadi 60 ribu saat sampai JungleLand). :( Jauh sekali, tidak ramah dengan orang-orang irit seperti saya ini. 

Setelah sampai, saya agak takut. Bagaimana nih nanti akomodasi untuk pulangnya?. Supir taksi yang saya naiki memberikan saya nomer telepon pangkalannya yang di Sentul, lalu saya pikir "Yasudah lah, berarti nanti langsung naik taksi sampai rumah saja". Tapi kekesalan saya tidak cukup sampai disini saja, nanti saya ceritakan lebih lanjut, sekarang kita review saja wahananya.

The Gate
 

Saat masuk, saya cukup kagum dengan pintu masuknya yang cukup mewah dan megah, belum lagi ada kerangka bundar yang besar seperti di Universal Studios Singapore gitu, saya langsung sumringah deh (hehehehe). Setelah berfoto-foto, saya langsung menuju kaunter pembelian tiket seharga IDR 100.000. 
pintu masuk

sekitar pintu masuk
The Game

Setelah masuk, saya cuma bisa tercengang. Besar, tempatnya luas sekali! TAPI ... tapiiii.... wahanya yang dapat dinaiki bisa dihitung dengan jari, sedikit sekali, dan sangat gersang bila dibanding Dufan. Kalau kata sepupu saya "Yah mbak, beda banget sama yang di websitenya!" Saya pun berfikir demikian karena dari yang saya baca adalah JungleLand ingin jadi theme park terbesar di Asia, jadi ekspetasi saya cukup tinggi. 

Candi yang belum jadi

Masih belum jadi :(

Lagi-lagi saya cukup kecewa karena saya ingin sekali naik Ferris Wheel (kincir ria), tapi ternyata belum dibuka, belum lagi wahana yang lain banyak sekali yang ditutup. Tapi dengan semangat liburan, kita coba menikmati saja wahana yang ada.\(^_^)/

Petir

Mobil Jeger-Jeger

Mau dibikin rodeo-rodeo gitu deh kayanya

Pontang-panting, my fave ride :D

Hihiberan
Oh iya, di JungleLand ada FunScience Adventure, yang menurut saya konsepnya cukup bagus, kita bisa berinteraksi dengan robot-robot yang berbentuk hewan dan percobaan-percobaan science ringan yang dapat menambah pengetahuan anak-anak, namun lagi-lagi, sudah banyak yang rusak atau tidak berfungsi, padahal JungleLand kan masih baru(?).
  
Giant metugi :D

The sad Girin
Setelah menghabiskan hari, saya berencana untuk pulang dengan memesan taksi, namun ternyata taksi sekelas TaksiBiru tidak mau menjemput di JungleLand, karena termasuk tempat umum, dan pool yang di Sentul juga tidak mau menjemput kita. Karena cukup pusing, saya sejenak terdiam dan coba bertanya-tanya kepada satpam mengenai ojek, namun ternyata jarak untuk mendapatkan ojek jauh sekali, saya harus jalan kali 2Km untuk mendapatkan ojek yang belum tentu ada. 

Shuttle bus? Tidak ada yang namanya Shuttle bus di sini, yang ada hanya Shuttle car yang khusus mengantar anda yang parkirnya jauh dari gate masuk. :-| Dengan berpasrah muka, saya minta tolong saja supir shuttle car untuk mengantar kita ke BellaNova dengan membayar beberapa lembar sepuluh ribu -_- Saat di jalan, hujan turun dengan derasnya, makin rusaklah mood saya. Namun karena perjalanan ke Bellanova cukup memakan waktu, akhirnya kami bisa sampai saat hujan reda. 

Sampai di Bellanova, saya sudah terlanjur lelah, jadi kami putuskan untuk langsung menggunakan taksi untuk pulang ke rumah. :-|

Overall, saya mempunyai hari yang cukup menyenangkan karena saya membawa sepupu yang masih SD, jadi saya harus ikut bersenang-senang dong :)

Apa kalian sudah ada yang kesana juga? :)

Cheers,









UPDATE: Hai, ini karin! menurut update dari kerjaan saya yang sering blogwalking, sekarang dari bellanova sudah ada shuttle bus ke JungleLand dan saya belum kesana lagi, so don't take this review as a bad one yah.. :) 
 
This is the third time i'm doing solo traveling, and all of the three were for business matter.

Taiping, where is it? China?

When the first time i heard the name of Taiping, i think its the name of a city from somewhere in China, Taiwan or Hongkong. When i'm googling it, its located in Perak, Malaysia. 

The government office of Taiping
 Taiping is formerly the capital city of Perak (federal state), now the capital is moved to Ipoh. Taiping ("太平" in Chinese, meaning "everlasting peace"). There is a long history of Taiping about its war and colonialism in the past. At the present time, Taiping has many colonial buildings and it is very "British" style unlike buildings in Melaka where it were so "Portugese" style.

Taiping is a small city and it is located far-far-faaaaaaaaaaaaar away from Kuala Lumpur. At first, i want to fly to Penang, because Taiping is not so far from it (according to Google Maps :p ) but in the end I've to take a flight to KL (overall, it was all about the ticket price). From KL, there is a direct train to Taiping named Ekspress Rakyat (the last station is Hat Yai, Thailand). The train only scheduled two-three time per day and to reach Taiping from KL Central, it is need 5-6 hours journey, tireeeeed! (The ticket is 28RM)

Taiping Station
I stayed for two days in Legend Inn hotel Taiping, one of the oldest hotel in the city. The hotel is located near train station, night food hawker, hospital and bus terminal. Taiping is located between hills, so the weather is nice and not too hot. There are few sightseeing places in Taiping, but because of my works, i only visit few of the place, such as Perak Museum and Taiping Lake Garden. In Taiping, there is a biggest prison in South East Asia (according to my driver :p), the prison was established in 1879. 

Taiping Lake Garden
According to wikipedia, The Taiping Lake Gardens was originally a mining ground before it was established as a public garden in 1880. The idea of a public garden was the brainchild of Colonel Robert Sandilands Frowd Walker. The garden was developed by Charles Compton Reade (1880–1933), who was also responsible for planning the Kuala Lumpur garden town, together with Lady Swettenham.

The Garden is a good place to relax and there is also zoo in the area. In front of the lake is Flemington hotel. I really want to stay in that hotel but it is so far from the city center. Perak Museum is your-common-museum, it shows old things from the colonial age.

Taiping is not a tourism city, but it is a really well-maintained small city along with attractions on it. visit TripAdvisor about Taiping to know more about places you can explore at this place.

 






Perak Museum
Taiping Mosque
Back to Kuala Lumpur.

I did not know about the schedule of the train at first, and then when i do, i'm short of panicked because the train schedule is so tight with my flight schedule. After thinking, finally i chose the late night train to Singapore and stopped by at KL Central station. The train is Senandung Lengkawi, i'm leaving at 12am from Taiping and arrived at 06am at KL Central, meanwhile my flight is a 3.30pm >_< .... I took the sleeping coach  because i will departed in the middle of night and will arrived at the city in the morning. I REALLY LOVE THE SLEEPING COACH!!!!! really i love it except for the snoring-event from coach across mine at dawn :( i can't go back to sleep at 3am..

I will tell about my lonely trip in the city and also tell you about the sleeping couch on the next post! :)




Cheers,

Language: Bahasa

Beberapa waktu yang lalu saya berbincang dengan Vita, tentang bagaimana traveling itu harus ringan, dari mulai perasaan yang ringan sampai bawaan yang ringan dong! hahahaha

Selain menjelajah alam seperti gunung maupun hutan, untuk traveling haruslah se-sedikit mungkin barang bawaannya. Menurut saya, jika kalian ingin pergi tanpa beban, selain harus sungkem sama emak di rumah, packing baju dan peralatannya juga harus dipikirkan secara matang.

Pada awal-awal traveling, saya membawa barang segambreng, seperti habis belanja grosir. haha, wong cuma mau ke pantai aja kok bawa carrier 48liter, penuh, dan masih ada jinjingan lagi diluar tas! oh no! bisa bayangkan saya seperti mau nomaden ke hutan sebelah. :D Tapi sebenarnya saya agak maklum, karena orang yang jarang traveling ataupun yang baru memulai kegiatan traveling pasti akan gusar, takut persediaan cawat habis, handuknya tiba-tiba hilang, dan lainnya. 

Saran saya, sebagai gembel-packer ceria, bawalah barang dan pakaian secukupnya! seperti apa cukup itu? 

Contoh:
Q: Saya mau pergi ke X selama 3 hari 2 malam, apa yang saya harus persiapkan?
A: 

Pakaian:
Cobalah bawa baju hanya 3-4 saja, dan celana hanya 2. Kenapa? karena, biasanya para traveler itu akan mandi pada petang ataupun malam hari, jadi menurut saya baju yang dipakai pada malam pertama akan dapat digunakan pada malam berikutnya ataupun esok paginya (selama ini sih aman, saya tidak mengidap bau badan :D). Saya juga biasanya cuma membawa celana 2 saja, untuk berangkat-pulang dan selama disana, atau kalau mau ringan, bawa saja celana hawai yang ringan. Oh iya, tapi selalu bawa underwear yang lebih ya! hahaha ;)

Jangan sampai seperti ini! (source: blog.wimdu.com)

Toiletries (alat mandi):
Coba diusahakan untuk tidak usah membawa sabun 1 liter yang ada di kamar mandi kamu! kalau akan menginap di hotel sih lebih baik bawa sikat gigi saja, bahkan handuk juga dipersiapkan toh? hahaha. Kalau di penginapan tidak ada, cobalah membawa toileteries yang kecil-kecil, beli sampo sachet atau gunakan tempat bekas sampo dari hotel, lalu di isi ulang :D. Kalau bisa juga, lebih baik dimasukkan kedalam satu toiletries bag, supaya lebih simpel

bag like this! source: traveloutdoors.co.uk
Untuk handuk, cobalah pakai handuk kecil, tidak usah yang berukuran 50cmx100cm (terlalu besar, bisa jadi karpet kali :D), atau bahkan kalau seperti kakak saya dan temannya, mereka menggunakan plas chamois (yang gak tahu, plas chamois itu salah satu mereknya adalah Kanebo) untuk handukan, keset katanya hahaha. Biasanya mereka membeli plas chamois yang ukuran agak besar, tapi tetap lebih kecil dibandingkan dengan gulungan handuk.  
Warna-warni, jadi ga dikira buat nge-lap mobil! HAHAHAHA

Other stuff:
Jika diperlukan barang-barang lain, cobalah membawa barang tersebut dengan sesederhana mungkin, Jika bawa kamera DSLR, biasakan bawa lensa yang dibutuhkan saja, dan isi lah tas kamera dengan barang-barang lain supaya bisa muat dalam satu tas :D

Kosmetik? hahaha saya tidak suka berdandan, jadi saya jarang membawa kosmetik, namun untuk traveling, lebih baik membawa yang praktis, seperti bedak, bb cream dan lipstik.. tapi ya tergantung kebutuhan juga sih :D dan tidak usah bawa kotak tas make-up seperti artis-artis, memangnya mau ngelenong? hahhaa

P3K dan Obat, ini penting, namun sebisa mungkin jangan membawa kotak, karena akan memperkecil ruang di dalam tas atau koper, pakailah dompet yang bisa menampung semua itu..karena dompet yang terbuat dari kain akan lebih fleksibel untuk "dipaksa" muat ke dalam tas/koper.

Kabel dan alat elektronik:
Masukkan semua charger ataupun kabel-kabel lainnya kedalam satu bag, supaya tidak terpencar-pencar dan mudah untuk dicari kembali.

Packing:
Untuk pakaian sebaiknya di gulung-gulung menjadi kecil, itu akan mempermudah memasukkan dan juga sekaligus mengeluarkannya. Taruh barang yang paling tebal dibawah tas, supaya menjadi "fondasi" barang lainnya, jika membawa alas kaki tambahan, packing itu belakangan, pakaian harus masuk duluan :D oh iya, untuk underwear seharusnya setelah pakaian, karena underwear bisa diselipkan di ruang-ruang kosong tas yang sudah ditumpuk gulungan baju tadi, jadi tidak makan space yang terlalu banyak.

Mari kita hidupkan lightpacker! bawa barang secukupnya! 
Makin ringan, makin asik! :D

My semi-light packer, 4days in Malaysia, 2012 :D
Cheers,

From 18 to 21 April 2013, my company held an annual training in Sukabumi. After two-days full of trainings, on the third day we finally can relax! Yohoo


The management already setting up a withwater rafting at Citatih River, and the rafting provider is Riam Jeram. Basically, i don't really like mountains and rivers (because it's quite scary lol XD). From the resort where we stay, we have to drive about 40km to reach RiamJeram's meeting point. 


After team building and lunch, Riam Jeram provides local transportation (angkot) to the river (believe me, the way to reach the river is so offroad, but that is still better than my way to Cimaja and Teluk Kiluan). 


Usually in each raft consist of 4-6 people (excluding the guide). Before rafting, the guide must give a short brief about basic rafting and paddling the oar. My company took the 12km distance package; it is start from Bojongkerta and finished at Leuwilalay. On the 12km route, there are 20-21 cascades, and the names of the cascades are quite funny, such as Jeram Ngehe, Jeram Harga Diri, and Jeram Blender. :D


Don't worry about the documentation, because the provider always brings the DSLR Camera with their rescue team. (Not forget to tell how the rescue team is always directing the guides about the safe zone of the cascades -the rescue team always rafting ahead us :D).

From Ocep's Olympus Tough cam
On the 12Km route, there is a rest area and we've being served with coconut water (fresh from the fruit!) and bakwan (an Indonesian vegetable fritter). The finish line is Kampoeng Jeram in Leuwi lalay. Kampoeng Jeram is a resort with traditional atmosphere. I really want to spend some night at the resort, but unfortunately we have to go back to our resort in Sukabumi.
Riam Jeram's documentation. LOL look out my epic expression!
Overall, the whitewater rafting experience is quite amazing, and i want to try the 57km route (2 day 1 night), with the finish line is in the ocean (yea, you heard me, Ocean! Pelabuhan Ratu for exactly). Wooooo! The 57km route rate is about IDR 1.300.000++ per pax (with min. 20ppl)

 
Where to go for next time??

Cheers,







Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

About Me

My Photo
Karinyoo
♡ petite fille ♡ traveling noob ♡ love cheap things ♡ for inquiries and (or) exchange link, email me at: karin.karinyoo[at]gmail.com
View my complete profile

POPULAR POSTS

  • Upcoming Trip: Melaka, MY
  • Recent Trip: Malaysia (Arrival)
  • #IndonesiaAjaDulu
  • Korean Language Class
  • Recent Trip: Malaysia (Getting around Melaka)
  • cerita tentang jalan - jalan
  • E-Klaim BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek) - Part 1
  • My life as a weekend-tour guide
  • Recent Trip: Malaysia (Getting around KL)
  • Taiping: Back to Colonial Times

Blog Archive

  • ►  2019 (2)
    • ►  December (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  October (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2015 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
  • ▼  2013 (15)
    • ▼  November (1)
      • Trip Notes: Air Soda Parbubu, Tarutung, Tapanuli U...
    • ►  October (1)
      • Sorry!
    • ►  September (3)
      • Korean Language Class
      • Traveling while working and (or) Working while tra...
      • Jungle Land: Bogor (The unfinished business)
    • ►  June (1)
      • Taiping: Back to Colonial Times
    • ►  May (1)
      • Lightpacker: a simple way for traveling
    • ►  April (4)
      • Whitewater Rafting: Citatih
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (10)
    • ►  December (3)
    • ►  November (7)
@karinyoo 2012-2015. Powered by Blogger.

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates