First Destination in 2013: Belitong (Day 2)
Language: Bahasa
Sebelum mulai, saya mau bilang bahwa "it's really took ages for writing this part". Yeah, bukannya mau sok sibuk, namun akhir-akhir ini pekerjaan saya benar-benar hampir membunuh (yah, membunuh keinginan saya untuk bersantai dan menulis).
Mungkin tidak penting untuk mengetahui pekerjaan saya apa, karena memang tidak ada hubungannya dengan tujuan blog ini dibuat. hehehe. Oke, mari kita lanjut cerita hari kedua di Belitong.
Hari kedua sebenarnya dipenuhi cobaan yang amat dahsyat, Belitong dilanda hujan deras (bahkan sampai angin badai).
Let's start.
8 Januari 2013
Pagi hari, sudah direncanakan dari malam sebelumnya bahwa kita akan makan Mie Atep, the signature dish of Belitong. Memasuki mie atep, kita langsung disuguhi berbagai foto artis, liat-liat kok ga ada foto saya (hahaha menurut ngana?). Mie atep itu rasanya aneh, menurut saya, hahaha, tapi kalau menurut Andre, Vita dan Anggie enak (liat aja badan mereka, XD), Jadi mie atep itu ya seperti mie bangka pada umumnya, namun katanya mereka punya satu bumbu yang khusus, yang tidak ada yang tahu. :) that's make Mie Atep so famous. Mie Atep itu kuahnya asam manis, ada udang, tahu, kentang dan emping sebagai pelengkapnya.
Mie Atep :D |
Setelah makan mie Atep, ki Uban mengajak kita untuk berkendara jauh ke Belitong Timur, ki Uban akan mengantar kami ke Manggar, ke tempat SD Laskar Pelangi berada. Selama diperjalanan, Ki Uban dengan semangatnya bercerita mengenai ramainya Belitong setelah film Laskar Pelangi, betapa masyarakat Belitong begitu bangga dengan Andrea Hirata. Walaupun belum pernah menonton film Laskar Pelangi, ki Uban mengenal betul tempat-tempat yang digunakan untuk syuting dan juga maknanya bagi masyarakat.
Manggar berada (sangat) cukup jauh dari Tanjung Pandan, sepanjang jalan kita disuguhi dengan pemandangan teduh, pohon karet, sawit, sampai rambutan, banyak sekali terlihat sepanjang jalan. Pedagang Durian dan Rambutan juga banyak sekali. Belitong memang kaya sekali akan sumber daya alamnya, kagum!.
Di jalan, kita sudah mulai dihadang hujan, DUH! ya, jalan aspal yang masih baru ini terlihat sangat licin dimata saya, karena hujan deras sekali. Perhentian pertama kita adalah langsung SD Muhammadiyah Gantong yang sudah direlokasi dan di re-make kembali sesuai dengan kondisi lamanya saat itu. yang membuat saya sedih adalah banyak sekali sampah yang berserakan di situs tersebut, saya harus meminggirkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu baru bisa berfoto. Menurut ki Uban, tidak ada pihak yang secara resmi mengurus situs ini, jadi tidak ada maintenance yang dilakukan di situs ini. Namun yang saya suka dari tempat ini adalah banyak Capung! ya capung yang saya sering lihat di kota (yang warna hijau) dan capung aneh berwarna kuning yang mirip dengan tawon, sayangnya saya susah mendapat foto mereka. :(
Setelah dari SD Laskar Pelangi tersebut, kita diajak oleh ki Uban untuk menikmati sebuah bendungan yang kata ki Uban kalau malam minggu ramai dengan orang pacaran (yah, engga dimane-mane yeh, yang ada jembatannya atau pinggir aer pasti ada yang buka lapak, hahahaha). Saya menemui lagi capung aneh itu disini hehe dan bodohnya saya langsung membayangkan main MyDragonfly secara nyata *lol*.
Sehabis dari bendungan tersebut, kita langsung menuju museum kata Andrea Hirata. Di dalam museum tersebut berisi memoar trilogi laskar pelangi. Setiap ruangan mewakili setiap karakter yang ada dalam novel tersebut. Saya pribadi tidak terlalu suka dengan novel/film Laskar Pelangi, namun saya tetap bangga bahwa ada satu pribadi yang dapat membuat tanah kelahirannya begitu terkenal hingga ke mancanegara. Disini, lagi-lagi kami terjebak hujan deras dan harus menunggu sekitar setengah jam untuk dapat lari ke mobil, karena kita parkir agak jauh dari museum.
Setelah dari museum, saya berbincang dengan ki Uban, beliau mengatakan bahwa dekat museum kata ada rumah pak Ahok. dan saya langsung histeris ahhahahaaha (saya termasuk penggemar berat Ahok) begitu lihat rumah pak Ahok, saya langsung foto-foto (walaupun tidak bisa turun, karena tengsin hahaha), tidak jauh dari rumah pak Ahok, kita juga lewat rumah pak Yusril Ihza Mahendra. Saya sempat kaget karena saya kira pak Yusril orang minang hehehe. Rumah pak Yusril dan pak Ahok sangat berbeda, tapi dua-duanya sama besarnya. Tidak jauh dari rumah pak Yusril dan pak Ahok, kita diajak ke rumah dinas adik dari pak Ahok, yaitu pak Basuri yang menjadi bupati Beltim sekarang.
Setelah puas jalan-jalan setengah hari, kita merasa lapar dan meminta ki Uban mencarikan restauran yang enak dan unik. Ki Uban mengajak kita ke sebuah restaurant yang mengapung, disebelah restaurant ini juga sama jenisnya dan pernah digunakan sebagai tempat Tour de Belitung 2012 kemarin. Suasana yang khas dan unik inilah yang membuat kami benar-benar salut dengan ki Uban, beliau sangat perhatian dengan kami, ibarat bapak lah hehehe..
Sehabis makan kita jalan-jalan lagi ke pantai Serdang, dan lagi-lagi juga hujan menghampiri kami. Setelah agak reda, kita berjalan-jalan di pantai serdang. Di pantai ini, kebanyakan adalah tempat sandar kapal nelayan. Pantai ini juga termasuk salah satu bagian dari acara Sail to Morotai 2012 kemarin. Garis pantainya luas sekali, seperti pantai Kuta di Bali. karena cuaca buruk, jadi kita langsung kembali lagi ke mobil.
Karena cuaca yang sangat dingin tersebut kita juga jadi ingin yang hangat-hangat (eaaaaaa), jadi tujuan kita selanjutnya adalah warung kopi Atet, warung kopi yang mendapat juara 1 kontes warung kopi teramai di Manggar.
Oh iya, untuk yang belum tahu, Manggar juga disebut sebagai kota 1000 warung kopi. Kenapa bisa begitu? menurut ki Uban, para lelaki disini punya kebiasaan untuk "nongkrong" di warung kopi. Manggar pun bukan kota penghasil kopi loh, jadi jangan heran kalau tidak bisa menemukan kopi khas disini, namun yang kita bisa nikmati adalah suasana warung-warung kopi tersebut. :)
Setelah minum kopi (kalau saya minum susu, karena tidak suka minum kopi), kita melakukan perjalanan ke Bukit Berahu dan Tanjung Tinggi. Tanjung Tinggi adalah pantai yang cukup terkenal karena bebatuan indahnya. Dalam perjalanan, kita dilanda hujan yang amat sangat menakutkan, sepanjang jalan kita berkali-kali dikagetkan dengan petir yang menggelegar dan ki Uban pun harus mengemudi pelan sekali karena jarak pandang kita terbatas.
Setelah dekat dengan pantai Tanjung Tinggi, tepatnya didepan Lor In resort and hotel, kita kaget melihat ombak yang begitu tinggi dan hujan angin yang menakutkan. Kita semua meminta ki Uban untuk pulang saja ke hotel, namun ki Uban menyarankan kita berteduh di pondok-pondok di pantai Tanjung Tinggi. akhirnya kita menuruti ki Uban, dan benar saja, setelah hujan reda, keadaan pantai indah sekali! walaupun airnya keruh akibat gulungan ombak yang begitu besar, namun keindahan batu-batu tersebut membuat kita terpana. Tanjung Tinggi juga tempat syuting film Laskar Pelangi, jadi walaupun hujan-hujan tetap banyak yang mengunjungi pantai ini.
Setelah puas dan capek seharian, kami putuskan untuk beristirahat, karena saya (seharusnya) pulang keesokan harinya.
Setelah puas dan capek seharian, kami putuskan untuk beristirahat, karena saya (seharusnya) pulang keesokan harinya.
Saya ingin upload foto-foto di bukit berahu dan tanjung tinggi, namun file asli masih ada di Andre, jadi saya urung menampilkan dan hanya yang ada saja, sorry!
cheers,
cheers,
0 comments